Mari kita bereksperimen sejenak, walaupun hanya di dalam pikiran. Ini adalah inspirasiku dari secangkir kopi.
Seandainya Anda sedang meminum kopi atau teh, sisakan setengah gelas kopi tersebut. Lalu tuangkan air putih untuk menjernihkan isi gelasnya. Apakah yang terjadi? Air putih tadi malah bercampur dengan kopi bukan? Gelasnya jadi berisi kopi/ teh yang lebih encer sekarang.
Berapa banyak air putih yang perlu dituangkan ke dalam gelas tersebut agar airnya menjadi jernih semua? Tentu sangat banyak bukan? Begitulah perumpamaan orang-orang yang tak mempan diberi nasihat lagi. Masih terlalu banyak “kopi” di dalam hatinya.
Kopi di gelas itu bisa diibaratkan seperti emosi yang terpendam, dendam, kebencian, trauma, kecemasan, ketakutan, dsb. Hati kita akan sulit menerima nasihat dari orang lain jika perasaan negatif itu masih disimpan dalam-dalam.
Sementara air putih ibarat nasihat dan pengajaran yang berharga dari orang lain dan lingkungan. Sebanyak apapun nasihat yang diberikan hanya akan membuat nasihat tidak diterima dengan baik karena masih dikotori perasaan dan prasangka negatif di dalam diri.
Jadi bagaimana cara yang efektif untuk membuat air di dalam gelas berubah menjadi air yang jernih? Sebaiknya ya keluarkan dulu kopi di dalam gelas tersebut, lalu tuangkan air putih ke dalamnya. Ini tentu cara yang lebih efektif untuk membuat isi gelas menjadi jernih kembali.
Namun adakalanya memang dibutuhkan bantuan orang lain untuk melepaskan emosi-emosi yang terpendam itu. Segeralah minta bantuan ahlinya, seperti para psikolog, hipnoterapis, pemuka agama, konselor, dll. Mudah-mudahan kehidupan kita semakin jernih tanpa dikotori prasangka dan emosi negatif lagi.
Demikian inspirasiku dari secangkir kopi. Semoga bermanfaat.