Cara Meredakan Nyeri Dengan NLP

Cara Meredakan Nyeri Dengan NLP

Kali ini saya akan membagikan pengalaman saya menggunakan cara meredakan nyeri dengan teknik NLP. Hal ini terjadi saat saya sedang mengikuti sebuah pelatihan di Jakarta.

Malam itu, saya sedang mengerjakan Permainan Rumah (baca: PR), yang diberikan oleh trainer. Tiba-tiba, gigi saya terasa nyeri dan canat-cenut. Saya tak perlu mendeskripsikan kepada Anda bagaimana rasanya, kan? Jika pernah sakit gigi, Anda tentu dapat membayangkan bagaimana rasanya. 

Keadaan itu sungguh mengganggu. PR belum selesai ditambah lagi dengan rasa nyeri yang “tak tertahankan”. Tidak ada obat pereda nyeri saat itu, dan saya pun sebisa mungkin menghindari penggunaannya. Saya lebih suka menggunakan cara yang lebih alamiah.

Untungnya, ada sebuah cara meredakan nyeri yang diperoleh dari ilmu NLP (Neuro-Linguistic Programming). Teknik ini bisa membantu Anda untuk meredakan rasa sakit untuk sementara. Teknik ini biasanya saya ajarkan di kelas pelatihan Self Mastery. Saya pun memutuskan untuk menggunakannya agar rasa nyeri itu segera hilang.

Bagaimana tahapan melakukannya?

Pertama, kita tentukan dulu perilaku atau sesuatu yang ingin diubah (dalam hal ini adalah nyeri gigi).

Kedua, bangun komunikasi dengan bagian diri yang menciptakan rasa nyeri itu (Bagian X).

Saya pejamkan mata, merilekskan tubuh dan fikiran, dan masuk ke kondisi khusyuk (trance). Kemudian bertanya kepada diri saya sendiri, “Maukah bagian X berkomunikasi dengan saya?” Perhatikan terhadap sinyal-sinyal komunikasi darinya, bisa berupa gambaran mental, suara hati, atau sensasi tertentu di tubuh (Internal VAK).

Berterima kasihlah kepadanya, dan minta ia untuk membuat sinyal jawaban YA dan TIDAK (ideomotor/ideosensory respons). Saat itu saya menggunakan gerakan ibu jari tangan kanan untuk jawaban YA dan gerakan ibu jari tangan kiri untuk jawaban TIDAK.

Ketiga, pisahkan niat baik dari perilakunya.

Tanyakan kepada bagian X, apakah ia bersedia memberi tahu tujuannya memunculkan rasa nyeri  itu. Jika YA, tanyakan apa niat baiknya. Perhatikan setiap respon jawaban YA dan TIDAK yang sudah dibuat. Saat itu saya menemukan, bahwa munculnya rasa nyeri itu karena ada sesuatu yang salah dengan gigi saya. Jika TIDAK, ulangi lagi langkah kedua.

Keempat, ciptakan perilaku alternatif lain untuk memenuhi tujuan/ niat baiknya tadi.

Bertanya kepada bagian kreatif dari diri Anda untuk mencari perilaku alternatif lain sebagai pengganti dari perilaku sebelumnya (rasa nyeri). Minta ia menyebutkan minimal 3 perilaku pengganti. Dalam kasus saya, bagian kreatif berjanji akan pergi ke dokter gigi saat pelatihan ini sudah selesai dan kembali ke Medan.

Kelima, tanyakan bagian X, maukah ia menerima alternatif yang sudah ditawarkan oleh bagian kreatif.

“Jadi, karena pesanmu sudah kuterima dan keadaan sekarang tidak memungkinkan untuk mengunjungi dokter gigi, maukah kau untuk meredakan rasa nyeri ini sekarang, dan saya akan mengunjungi dokter gigi setelah pelatihan ini selesai?”

Untungnya, respon jawaban menunjukkan jawaban YA. Kalau tidak, saya harus kembali lagi ke langkah empat untuk mencari alternatif perilaku lain yang bisa diterima oleh bagian X.

Keenam, cek ekologis.

Tanyakan ke bagian diri yang lain, apakah ada yang keberatan dengan perubahan ini? Jika YA, Anda perlu menanyakan apa keberatannya, dan kembali lagi ke langkah empat. Jika TIDAK, proses berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar ini bisa segera diakhiri.

Di Klinik Hipnoterapi, kadang ditemukan klien yang tidak terima terhadap perubahan yang kita buat. Akibatnya kita perlu menegosiasikan perubahan dengan bagian diri yang lain yang tidak terima terhadap perubahan itu. Sering kali mereka juga punya alasan logis yang kuat untuk tidak berubah.

Alhamdulillah-dalam kasus saya, tidak ada bagian tubuh yang keberatan jika rasa nyeri itu dihilangkan. Setelah melakukan prosesnya selama lebih kurang lima menit, akhirnya beberapa menit kemudian rasa nyeri itu hilang. Saya pun dapat melanjutkan kembali pekerjaan yang belum selesai. Keesokan harinya, saya dapat mengikuti pelatihan seperti biasa, tanpa ada rasa nyeri lagi di gigi.

Penerapan Dalam Konteks Yang Lain

Apakah Anda pernah mengalami hal yang serupa? Migrain, sakit perut, alergi, dsb? Anda juga bisa menggunakan cara meredakan nyeri ini untuk meredakan gejalanya. Tapi ingat, teknik ini bukan sebagai pengganti untuk tidak berobat ke dokter. Jika ada yang salah dengan tubuh Anda, Anda tetap perlu memeriksakannya ke dokter yaa.

Rasa sakit itu adalah alarm bahwa ada sesuatu yang salah dengan tubuh kita. Jadi, saat pesan alarm itu sudah kita terima, seharusnya alarmnya boleh dimatikan. Tapi, jangan matikan alarmnya saja tanpa  membereskan alasan alarm itu muncul. Bisa jadi, tubuh Anda akan memunculkan alarm lain yang lebih “dahsyat” jika Anda tidak memperdulikan pesan yang disampaikannya.

Silahkan bertanya di sini...

Scroll to Top